
Pernah nggak sih kamu membayangkan, lagi bangun tidur di pagi hari, nyawa belum kumpul sepenuhnya, tiba-tiba kamu melihat ada orang asing yang duduk santai di dalam kamarmu? Bukan maling, bukan hantu, tapi seseorang yang mengaku sebagai pasanganmu dari masa depan.
Premis yang absurd tapi manis itulah yang membuka film “Sore: Istri dari Masa Depan”. Kalau kamu pecinta film romantis yang nggak cuma jual kemesraan tapi juga punya pesan yang dalam, film ini wajib masuk watchlist kamu. Apalagi pemerannya Dion Wiyoko dan Sheila Dara, jaminan mutu banget!
Ceritanya berpusat pada Jonathan (Dion Wiyoko), seorang laki-laki yang tinggal sendirian di Eropa. Hidup Jonathan itu bisa dibilang chaos. Dia gila kerja, jam tidurnya berantakan, dan dia seperti orang yang lupa caranya menikmati hidup.
Suatu pagi, Jonathan terbangun dan kaget setengah mati.
Di kamarnya, sudah ada seorang perempuan bernama Sore (Sheila Dara). Dia ada di sana, tenang, misterius, dan menatap Jonathan seolah-olah dia sudah kenal lama. Saat ditanya siapa, dengan entengnya Sore menjawab kalau dia adalah istri Jonathan dari masa depan.
Tentu saja Jonathan mengira Sore ini penguntit atau orang gila yang menyusup masuk. Tapi Sore nggak peduli. Dia tetap ‘nempel’, dengan satu misi aneh: memaksa Jonathan hidup sehat.
Mulai dari membuang stok minuman manis Jonathan, memaksa tidur teratur, sampai membuntuti Jonathan keliling kota. Pertanyaannya cuma satu: Kenapa? Kenapa istri dari masa depan harus jauh-jauh kembali ke masa lalu cuma buat mengatur menu makan suaminya?
Jujur, alasan utama kenapa film ini nempel banget di hati aku adalah transformasi Sheila Dara. Kita biasa lihat dia jadi karakter yang cool atau santai, kan? Nah, di sini dia berhasil banget membawakan sosok Sore yang terlihat tegar di luar, padahal kita bisa merasakan ada kesedihan yang besar di matanya. Coba deh perhatikan cara dia menatap Jonathan saat Jonathan lagi lengah; itu tatapan orang yang rindu setengah mati tapi harus mati-matian menahan diri.
Akting sekeren itu makin pecah karena dipasangkan sama Dion Wiyoko. Mereka berdua itu jagonya bikin kita percaya kalau mereka saling sayang tanpa perlu banyak adegan skinship yang berlebihan. Debat-debat kecil mereka di apartemen Jonathan terasa sangat real dan natural, membuat kita percaya bahwa ikatan batin mereka memang sekuat itu.
Semua emosi itu dibungkus cantik sama visual Eropa yang memanjakan mata. Karena syutingnya di Kroasia dan Finlandia, suasana musim dingin, jalanan berbatu yang sepi, dan arsitektur tua bikin film ini punya vibes yang dreamy tapi sendu. Rasanya dingin dan sepi, tapi entah kenapa jadi hangat cuma karena keberadaan Sore di sana.
Tanpa spoiler terlalu jauh, film ini pada akhirnya menampar kita dengan realita bahwa waktu itu nggak bisa diputar ulang.
Kedatangan Sore yang tiba-tiba di kamar Jonathan pagi itu mengajarkan kita bahwa mencintai seseorang itu berarti menjaga diri sendiri supaya bisa menua bersama mereka. Cinta bukan cuma soal “aku sayang kamu”, tapi soal “aku ingin sehat supaya bisa nemenin kamu lebih lama.”
Ada satu momen di mana Jonathan akhirnya sadar alasan di balik kedatangan Sore, dan di situ… fix, pertahanan air mata aku runtuh.
Wajib Tonton Nggak?
Sangat Wajib. Film ini adalah pengingat yang manis buat kita semua. Pesannya sederhana tapi sering kita lupakan: Sayangi badanmu, sayangi waktumu, dan sayangi orang yang ada di sebelahmu sekarang.
Pulang dari bioskop, rasanya aku pengen langsung peluk orang tersayang (dan langsung minum air putih yang banyak!).
⭐ RATING AKU UNTUK FILM INI:
9.6 / 10
Nilai nyaris sempurna buat alur cerita yang rapi, visual yang estetik parah, dan akting Sheila Dara yang bikin kita ikut merasakan pilunya menahan rindu lintas waktu.
Gimana, kamu tertarik buat nonton? Siapkan tisu ya, karena perjumpaan Jonathan dan Sore ini bakal membekas banget di hati!

